Jumat, 20 Juni 2014

Rangkaian Upacara Adat Guguq tautn Muara Tae

Malam Puncak Upacara Adat Beliatn Longan



Amankaltim.blogspot.com. Upacara Adat Beliatn Longan telah selesai dilaksanakan yang puncak acaranya dilaksanakan pada rabu malam 18 juni 2014 di kediaman Petrus Asuy yang merupakan salah seorang tokoh adat Muara. Beliatn Longan merupakan salah satu dari rangkaian dari prosesi Upacara Adat Guguq Tautn yang dilaksanakan oleh Masyarakat Adat Muara Tae.


Upacara ini secara spiritual bermaksud memohon kepada semua roh leluhur, roh pelindung, dan penguasa alam semesta agar bisa hadir untuk memulihkan kehidupan baik lingkungan hutan, air, udara maupun diri para pekaksana upacara ini secara lahir dan bathin menyangkut perjuangan Masyarakat Adat Muara Tae dalam menjaga wilayah adatnya dari tangan-tangan perusak yang telah merusak dan memporak-porandakan alam dan seluruh lingkungan Wilayah Adat Muara Tae.


Upacara Beliatn longan ini tidak hanya dihadiri oleh warga Muara Tae Tetapi juga oleh warga dari kampung sekitar seperti Kampung Lempunah, Kampung Mancong, Kampung Belusuh, Kampung Kaliq dan Kampung Rikokng, karena warga sangat percaya akan upacara adat ini yang bisa menyembuhkan penyakit dan mengusir semua hal negatif. Dampak penyembuhan dan pemulihan diri pada Upacara Beliatn ini Sering kali bisa dirasakan secara langsung pada saat itu juga seperti yang dirasakan oleh Sambong, salah seorang warga peserta Beliatn Langon yang menderita sakit keras dan berhasil di sembuhkan.

Upacara ini berlangsung semalam suntuk dan berakhir pada pukul 03.30 dini hari. Semua jenis tarian dan alunan musik khusus ritual ditampilkan dengan menghadirkan oleh sepuluh orang pemeliatn (pawang) sentiu, dua pemeliatn Bawe(pawang perempuan), dan dua orang pemelian (pawang) timek.

Sebelum Upacara Adat Beliatn Longan, pada minggu 15 juni 2014 dilaksanakan Upacara Benae yaitu berjiarah ke situs reruntuhan Lamin Kelumpakng yang berjarak sekitar lima kilometer kearah timur Muara Tae. Situs Reruntuhan Lamin Kelumpakng merupakan tempat sakral dan keramat dimana di tempat ini dipercaya, roh pelindung yang melindungi Wilayah Adat Muara Tae Secara Turun-Temurun bersemayam. Tujuan upacara ini adalah meminta kekuatan kepada roh pelindung dalam perjuangan mempertahankan Wilayah Adat Muara Tae dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Upacara ini berlangsung selama satu hari dengan diakhiri pemotongan lima ekor babi dan lima ekor ayam.


Pada puncak Upacara Adat Beliatn Longan ini masing -masing  pemelian melakukan ritualnya secara bergantian seperti pesarakng yang dilakukan pawang beliatn sentiu, ngejarukng  oleh pawang beliatn timek dan ritual Pekapaak  Tiak oleh pawang beliatn bawe.


Ritual Pekapaak Tiak dilakukan pemberkatan pada seorang anak yang mulai  menginjak tanah dan  mandi disungai. Upacara ini bertujuan mempersatukan anak manusia dengan alam yang merupakan tempat hidupnya dan didoakan untuk meminta kepada  Juata Tonoi sebagai roh penjaga alam agar memberikan kekutan dalam hidup, serta dimandikan  dengan air Sungai Nayan sebagai lambang agar anak tersebut terhindar dari segala penyakit dan kemalangan. Upacara ini hanya bisa dilakukan saat adanya Beliatn Longan dan wajib dilakukan oleh setiap anak Suku Dayak Benuaq.


Upacara Adat Beliatn Longan diakhiri dengan pemotongan empat belas ekor babi dan dua puluh dua ekor ayam yang dilaksanakan pada keesokan hari dalam Upacara Tangai. Tangai mengandung makna ucapan terima kasih kepada yang kuasa, roh leluhur dan roh pelindung atas berkah yang diberikan. Setelah Upacara Tangai ini dilanjutkan bepantang selama tiga hari.



Setelah upacara Beliatn Longan, rangkaian Prosesesi Upacara Adat Guguq Tautn selanjutnya adalah Nempuk Balai yang secara spiritual bertujuan untuk mengantar balai-balai atau bangunan ritual kelangit tempat para roh pelindung berada.





Narasumber dan foto : Masrani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar