Banjir Bukan Sekedar Hujan Tapi Rusaknya Ekosistem Di Hulu Sungai Adalah Penyebab Banjir Dan Sumber Berbagai Penyakit
Warga di Tanjung Selor, Kaltara yang mengganti alat transportasi mereka menjadi perahu motor saat
melewati jalan yang tergenang air,,
|
Banjir Datang Penyakit Penyakit
Menyerang Warga Sekitar Sungai Kedang Pahu, Kutai Barat, Kaltim
Banjir di Muara Lawa |
Fatma fatma juga mengeluhkan kehadiran perkebunan – perkebunan raksasa terutaman perkebunan kelapa sawit yang menurutnya berkontribusi paling besar sebagai penyebab banjir “kami juga mulai merasakan penyakit yang aneh – aneh ketika banjir datang mungkin karena zat – zat kimia dari dari perusahaan yang masuk ke sungai. Banyak sekali dari kami yang menderita korengan, diare, dan juga flu yang berkepanjangan. Kalau .”
Hal senada juga diungkapkan Lusia dari Kampung Dingin,
Kecamatan Damai, Kutai Barat, Kaltim yang juga dilalui Sungai Kedang Pahu. Menurut
Lusia dahulu banjir yang terjadinya dikampungnya tidak sehebat sekarang dimana
setiap banjir datang hingga menenggelamkan rumah. Lusia memperkirakan Kehadiran
perusahaan pertambangan yang beroperasi sekitar tahun 2007 – 2008 ditambah lahi
kehadiran perkebunan kelapa sawit dalam skala besar yang membabat habis kayu –
kayu besar di hutan yang merupakan serapan air di wilayah ini adalah penyebab
utama banjir yang disebutnya sebagai banjir
gila. Hingga sekarang banjir menjadi bencana kerap dialami warga hingga
tiap tahun pada musim penghujan. Selain dampak kesehatan yang terutama sering
menyerang perempuan dan anak – anak, Lusia juga mengungkapkan bahwa banjir juga
menyebabkan perekonomian warga lumpuh “banjir menenggelamkan habis tanaman
masyarakat sehingga gagal untuk dipanen.”cetus Lusia.
Lusia juga menambahkan bahwa sejauh ini belum ada bantuan
dari pemerintah dalam meringankan beban korban banjir yang ada di wilayah ini,
bantuan sendiri justru muncul dari organisasi non pemerintah yang lebih sigap
memberikan bantuan saat terjadi banjir.
Banjir menggenangi rumah warga di Kampung Dingin |
Kerusakan lingkungan sebagai penyebab banjir hingga membawa
berbagai penyakit ini juga ditegakaskan kembali oleh Valentina yang sehari –
hari bekerja sebagai tim kesehatan di Puskesmas UPT Kampung Dinging “Lubang –
lubang bekas tambang itu bagaimanapun juga harus ditutup. Kalau saya
perhatikan, Lubang – lubang tambang ini ketika hujan meluap, kalau bisa dijamin
tanggul yang mereka buat itu aman tapi pada saat hujan yang tidak bisa
diprediksi begini akhirnya tanggul ini jebol dan kami dapat banjir kiriman
sedangkan kita tidak tahu apa yang terkandung didalam air tergenang pada lubang
– lubang tambang ini hingga warga yang mengalami berbagai macam penyakit salah
satunya penyakit kulit yang memang sering dialami warga, selain itu warga juga
terutama perempuan ada beberapa yang menderita kangker payudara, tercatat dalam
bulan ini sudah empat orang warga di wilayah kami yang menderita kangker
payudara.”Papar Valentina. Dengan kerusakan lingkungan yang kian parah ini
Valentina berharap agar pemerintah lebih memperhatikan ijin – ijin perusahaan
yang masuk baik Ijin Pertambangan maupun ijin Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit.
harus diperhatikan proses beroperasinya perusahaan mulai awal hingga
berjalannya aktivitas terutama dalam mengelola limbah agar tidak membuat
masyarakat menjadi korban.
Pembagian bantuan justru bukan dari pemerintah tapi lembaga non pemerintah di Kampug Dingin |
Sungai Kayan Meluap Rumah Warga Dilahap
Banjir yang tak henti – hentinya ini juga dikeluhkan Warga
Sungai Kayan di Kalimantan Utara, selain lelahnya berpindah tempat ke tempat
yang lebih aman hasil pertanian merekapun habis terendam banjir. Dari buah –
buahan hingga tanaman sampingan seperti sayur – sayuran hasil sayur – sayuran menurun
drastis ungkap beberapa warga disekitar Sungai Kayan seperti yang dialami warga
di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kaltara yang
memang sejak lama bergantung dari hasil kebun dan sayur – sayuran. Ini yang
dipaparkan oleh Yohanes Lihiu, salah satu warga Desa Long beluah “Kedatangan banjir
ini memberikan dampak kerugian secara ekonomi (hutang). Setidaknya pemerintah
perlu mengkaji kembali penerbitan ijin HPH dan perkebunan serta meninjau
kembali lokasi agar dapat menetralisir dapat yang timbul akibat penggusuran
pembukaan lahan perkebunan dan penebang pohon pada RKT.”Tegas Yohanes. Yohanes
juga menambahkan bahwa sebenarnya bahwa banyak masyarakat malah berharap pemerintah
mengurangi atau meniadakan perusahaan – perusahaan yang sistem dan kerjanya
dengan menebang dan penggusuran karena ini adalah penyebab rentan bencana
banjir seperti yang sering dialami warga di Long Beluah.
Selain itu menurut Yohanes Lihiu keluhan – keluhan terkait banjir yang menjadi status terheboh dan meledak di media sosial (FB) bisa direspon oleh pemerintah dalam hal ini oleh dinas terkait yang mestinya tanggap untuk mendorong keluh kesah masyarakat di wilayah kerjanya untuk dapat sesegera mungkin dipertimbangkan. Sebagian juga menyuarakan harapan mereka kepada wakilnya di legislatif, bukan sekedar menuntut janji akan tetapi kesadaran dalam hal kebijakan dan perlindungan.
Banjir yang terjadi di Hulu Sungai Kayan otomatis juga terjadi pada daerah hilirnya, tidak terkuecuali Tanjung Selor yang menjadi Ibu Kota Provinsi Kaltara. Banjir yang juga sempat dialami warga di Tanjung Selor benar – menenggelamkan rumah dan jalan raya hingga menyulitkan warga beraktivitas karena jalan di beberapa sudut kota tergenang air.
Rumah - rumah mulai tenggelam di Desa Long Beluah |
Selain itu menurut Yohanes Lihiu keluhan – keluhan terkait banjir yang menjadi status terheboh dan meledak di media sosial (FB) bisa direspon oleh pemerintah dalam hal ini oleh dinas terkait yang mestinya tanggap untuk mendorong keluh kesah masyarakat di wilayah kerjanya untuk dapat sesegera mungkin dipertimbangkan. Sebagian juga menyuarakan harapan mereka kepada wakilnya di legislatif, bukan sekedar menuntut janji akan tetapi kesadaran dalam hal kebijakan dan perlindungan.
Salah satu ruas jalan di Tanjung Selor yang tergenang air saat Sungai Kayang yang melewai daerah ini meluap |
Deny Nestafa warga Tanjung Selor mengungkapkan banjir
seperti ini jelas bukan semata karna hujan, menurutnya rusaknya ekosistem
adalah masalah utama banjir yang kerap terjadi di wilayah ini “Ekosistem air
atau ekosistem Sungai yang ada di Sungai Kayang sudah tidak sebaik dulu lagi
dengan hadirnya perusahaan – perusahaan yang beroperasi di hulu Sungai Kayan
ditambah lagi adanya rencana pembangunan PLTA di Sungai Kayan.”Ungkap Deny. Deny juga menambahkan perencanaan pembangunan
Kota Tanjung Selor yang tidak terkonsep juga berkontribusi sebagai penyumbang
banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar