Diceritakan kembali oleh Pipi Supeni
“Amaq
aji saya mau minta air arennya” kata kadal,
Amaq
Aji melongokkan kepalanya dari pintu ia melihat seekor kadal di pelataran
rumah, karena pada waktu itu Amaq aji sedang sakit maka ia menyuruh si kadal
menyadap sendiri arennya. Keesokan harinya cuca sangat mendukung cerah sehingga
si kadal pergi pagi-pagi sekali ketempat amaq aji, ia langsung kepohon aren si
kadal menyadap aren dengan semangat tanpa menghirau keadaan sekelilingnya
maklum air aren sangat segar rasanya dan manis pula, tiba-tiba serombongan
beruk lewat disitu
“saya
sedang menyadap aren” jawab si kadal, para beruk tertawa terbahak-bahak
mendengar ucapan si kadal
“sombong
sekali kamu kadal coba lihat siapa dirimu kepalamu kempeng seperti inuk atau peminggi (alat untuk mencari kutu
suku dayaq benuaq), ekormu seperti
sului (tusuk ikan).
Kadal
merasa sedih ia menangis tersedu-sedu mendengar penghinaan beruk karena
kejadian itu selalu ia alami tiap kali ia bertemu beruk.
“hei
kadal mengapa kamu menangis?...” kata seekor burung pipit yang sedang terbang
melintasi pohon aren yang sedang disadap
oleh si kadal dan melihat si kadal sedang menangis, lalu si kadal menceritakan
apa yang telah si kadal alami, setiap kali ia bertemu dengan para beruk pasti
ia dijadikan bahan ejekan dan hinaan beruk.
“ooh…begitu ceritanya tenang saja dal, jika
suatu hari kamu bertemu beruk dan mereka menghina kamu lagi katakana begini : hei beruk coba kau bercermin diair lihat
jidatmu nonong, matamu kedalam, mulutmu mancung ,pahamu biru, tanganmu seperti
dayung dan bokongmu itu lho…berwarna merah. Mendengar ucapan si burung
pipit barulah hati si kadal merasa tenang dan lega.
Si
kadal sedang berjalan-jalan, ia sangat terkejut kerena dihadapannya berdiri
serombongan beruk dan kejadian itu terulang lagi beruk-beruk itu menghina dan
mengejek si kadal,
“hei
beruk coba kau bercermin di air lihat jidatmu nonong, matamu kedalam, mulutmu
mancung, pahamu biru, tanganmu seperti dayung, bokongmu itu lho…berwarna
merah”.
Mendengar
ucapan kadal beruk sangat marah dikejarnya kadal, kadal sembunyi di rumput para
beruk mencabut-cabut rumput, kadal memanjat pohon beruk pun mengejar kemanapun
kadal lari sekelompok beruk itu mengejarnya akhirnya kadal tertangkap, para beruk
memaksa kadal untuk mengatakan siapa yang memberitahukan kadal hal-hal buruk
itu, kalau tidak si kadal akan dibunuh .Kadal merasa ketakutan akhirnya ia
mengakui kalau yang memberitahu hal-hal tersebut adalah si burung pipit yang
bersarang di rumpun bambu, kadal dilepaskan sekelompok beruk itupun mencari
burung pipit di rumpun bambu mereka
menangkap burung pipit,sungguh malang nasib si burung pipit ia dimasukkan
kedalam mulut si beruk.
Sekelompok
beruk berjalan menuju kebun dengan tujuan untuk mengambil ubi, tebu pisang dan
hasil ladang lainnya, namun sesampai di ladang ternyata ada seorang gadis yang
sedang menjaga kebun, maka dengan terpaksa para beruk meminta izin kepada si
gadis
“Buncuq
kami mau minta pisang,ubi,dan tebu “
Buncuq
seorang gadis yang baik ia mengizinkan
sekelompok beruk mengabil apa yang mereka mau tapi dengan satu syarat
beruk-beruk itu harus trilele (menyanyi) beruk
menyetujui keinginan si Buncuq saat sedang trilele beruk membuka mulutnya
lebar-lebar maka terbanglah si burung pipit yang sedang diemut si beruk,merasa
ditipu kawanan beruk langsung menyerang Buncuq dengan maksud membunuhnya untuk
dimakan. (makanya hingga sekarang orang
dayaq benuaq masih yakin dengan adanya siluman beruk yang disebut beruk uluq
yang bisa membunuh manusia)
Karena
Buncuq sangat cerdik “aduh beruk percuma
saja kalian membunuhku sekarang aku masih kurus bagaimana kalau minggu depan
kalian kembali lagi kesini untuk memakanku aku pasti sudah gemuk “,
tanpa
berfikir panjang “baiklah” sahut para beruk “tapi ingat jangan coba-coba menipu
kami”.
Hari
yang dijanjikan telah tiba rombongan beruk mendatangi Buncuq menagih janji.
Buncuq berkata
“hei
kalian semua sebelum kalian membunuhku silahkan minum dulu lemak-lemakku yang
telah aku peras dan kusediakan khusus buat kalian didalam jiee, antakng, gentong,
bak, panci dan wajan. Tampa banyak berpikir panjang para beruk meminum lemak
yang disediakan Buncuq, para beruk tidak menyadari mereka sedang ditipu lagi
yang mereka minum itu bukan lemak walaupun warnanya sama melainkan air tuba (air dari pohon tuba yang disadap mengandung racun mematikan, biasa air
tuba digunakan masyarakat benuaq untuk meracuni ikan). Para beruk tidak tau
selama enam hari yang lalu Buncuq menyadap air tuba dan mengumpulkan
sebanyak-banyaknya untuk membunuh mereka Buncuq terus menambah dan menyuruh
para beruk meminum hingga habis lemak itu tidak lama berselang para beruk mabuk
berat kemudian datanglah Nalau membunuh para beruk dan memotong-motong daging
beruk kemudian dibagikan kepada orang kampung. Sore harinya Nalau membersihkan
usus-usus beruk disungai ketika asik membersihkan ada sekelompok beruk lewat
“hei
Nalau apa yang sedang kau bersihkan ?...” Tanya seekor beruk,
”aku
membersihkan usus sapi’ jawab Nalau,
berselang
beberapa menit “sedang apa Nalau, apa yang kamu bersihkan?..” tanya seekor
beruk yang lewat
“aah…
membersihkan usus babi”
demikian
terus-menerus setiap ada beruk lewat selalu bertanya, Nalaupun menawab
membersikan usus kambing, rusa,kancil, ayam dll. Nalau merasa kesal sekali
dengan tingkah para beruk yang lewat dan selalu bertanya, tiba-tiba lewat seekor anak unang (anak beruk) ia pun
bertanya
“Nalau apa yang kamu bersihkan itu?...”
Nalau
sangat kesal ia membanting usus ke lantai jamban (tempat mandi di sungai) ia
menjawab dengan membentak
“kamu
mau tau yang saya bersihkan hah!!!...ini adalah usus-usus beruk yang telah mati
saya racuni tadi “
tentu
saja anak beruk ini sangat terkejut dan takut
lalu ia berteriak memenggil teman-temannya. Sementara ia sibuk teriak Nalau
memanjat pohon yang berada persis ditepi sungai itu.kebetulan saat itu Buncuq
sedang turun kesungai dan melihat semua yang terjadi. ketika sekelompok beruk
telah berkumpul mereka lalu berusaha mencari Nalau untuk membunuhnya. Buncuq
mengatakan kepada para beruk
“hei
beruk Nalau telah terjun kedalam sungai ini tadi karena ia merasa takut pada
kalian semua” para beruk saling melihat satu sama lainya salah satu beruk
bertanya
“coba
liat didalam air adakan Nalaunya” jawab buncuk dengan nada menang, tentu saja
saat para beruk menengok kedalam air dilihatnya bayangan Nalau. Lalu para beruk
berlompatan kedalam air namun usahan mereka sia-sia belaka dikarenakan tubuh
mereka hanya terapung, akhirnya para beruk bertanya pada Buncuq
“bagaimana
cara Nalau terjun kedalam air dan ia bisa tenggelam seperti itu?...” buncuk
tersenyum dengan manis pada para beruk
“kalian
semua harus mengalungkan sebongkah batu yang besar kira-kira bisa
menenggelamkan tubuh kalian ikat yang kuat pada leher supaya tidak mudah lepas
dan kalian terjun menyusul Nalau”.Tanpa berpikir panjang para beruk ini
mengikuti saran si Buncuq masing-masing mengalungkan batu pada leher mereka,
semua beruk itu terjun secara bersama-sama kedalam sungai dan tidak seekorpun
beruk yang timbul, para beruk itu semuanya tenggelam dan mati,maka selamatlah
nyawanya si Nalau.