Senin, 08 April 2013

Beruk dan Kadal

Cerita suku Dayak Benuaq dari kampung Dingin, Kutai Barat
Diceritakan kembali oleh Pipi Supeni





“Amaq aji saya mau minta air arennya” kata kadal,

Amaq Aji melongokkan kepalanya dari pintu ia melihat seekor kadal di pelataran rumah, karena pada waktu itu Amaq aji sedang sakit maka ia menyuruh si kadal menyadap sendiri arennya. Keesokan harinya cuca sangat mendukung cerah sehingga si kadal pergi pagi-pagi sekali ketempat amaq aji, ia langsung kepohon aren si kadal menyadap aren dengan semangat tanpa menghirau keadaan sekelilingnya maklum air aren sangat segar rasanya dan manis pula, tiba-tiba serombongan beruk lewat disitu

“apa yang kau buat diatas pohon aren itu kadal?...” Tanya seekor beruk kepada kadal,

“saya sedang menyadap aren” jawab si kadal, para beruk tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan si kadal

“sombong sekali kamu kadal coba lihat siapa dirimu kepalamu kempeng seperti inuk atau peminggi (alat untuk mencari kutu suku dayaq benuaq), ekormu seperti sului (tusuk ikan).

Kadal merasa sedih ia menangis tersedu-sedu mendengar penghinaan beruk karena kejadian itu selalu ia alami tiap kali ia bertemu beruk.

“hei kadal mengapa kamu menangis?...” kata seekor burung pipit yang sedang terbang melintasi pohon aren yang sedang  disadap oleh si kadal dan melihat si kadal sedang menangis, lalu si kadal menceritakan apa yang telah si kadal alami, setiap kali ia bertemu dengan para beruk pasti ia dijadikan bahan ejekan dan hinaan beruk.

 “ooh…begitu ceritanya tenang saja dal, jika suatu hari kamu bertemu beruk dan mereka menghina kamu lagi katakana begini : hei beruk coba kau bercermin diair lihat jidatmu nonong, matamu kedalam, mulutmu mancung ,pahamu biru, tanganmu seperti dayung dan bokongmu itu lho…berwarna merah. Mendengar ucapan si burung pipit barulah hati si kadal merasa tenang dan lega.

Si kadal sedang berjalan-jalan, ia sangat terkejut kerena dihadapannya berdiri serombongan beruk dan kejadian itu terulang lagi beruk-beruk itu menghina dan mengejek si kadal,

“hei beruk coba kau bercermin di air lihat jidatmu nonong, matamu kedalam, mulutmu mancung, pahamu biru, tanganmu seperti dayung, bokongmu itu lho…berwarna merah”.

Mendengar ucapan kadal beruk sangat marah dikejarnya kadal, kadal sembunyi di rumput para beruk mencabut-cabut rumput, kadal memanjat pohon beruk pun mengejar kemanapun kadal lari sekelompok beruk itu mengejarnya akhirnya kadal tertangkap, para beruk memaksa kadal untuk mengatakan siapa yang memberitahukan kadal hal-hal buruk itu, kalau tidak si kadal akan dibunuh .Kadal merasa ketakutan akhirnya ia mengakui kalau yang memberitahu hal-hal tersebut adalah si burung pipit yang bersarang di rumpun bambu, kadal dilepaskan sekelompok beruk itupun mencari burung pipit di rumpun bambu  mereka menangkap burung pipit,sungguh malang nasib si burung pipit ia dimasukkan kedalam mulut si beruk.

Sekelompok beruk berjalan menuju kebun dengan tujuan untuk mengambil ubi, tebu pisang dan hasil ladang lainnya, namun sesampai di ladang ternyata ada seorang gadis yang sedang menjaga kebun, maka dengan terpaksa para beruk meminta izin kepada si gadis

“Buncuq kami mau minta pisang,ubi,dan tebu “

Buncuq seorang gadis yang baik  ia mengizinkan sekelompok beruk mengabil apa yang mereka mau tapi dengan satu syarat beruk-beruk itu harus trilele (menyanyi) beruk menyetujui keinginan si Buncuq saat sedang trilele beruk membuka mulutnya lebar-lebar maka terbanglah si burung pipit yang sedang diemut si beruk,merasa ditipu kawanan beruk langsung menyerang Buncuq dengan maksud membunuhnya untuk dimakan. (makanya hingga sekarang orang dayaq benuaq masih yakin dengan adanya siluman beruk yang disebut beruk uluq yang bisa membunuh manusia)

Karena Buncuq sangat cerdik  “aduh beruk percuma saja kalian membunuhku sekarang aku masih kurus bagaimana kalau minggu depan kalian kembali lagi kesini untuk memakanku aku pasti sudah gemuk “,

tanpa berfikir panjang “baiklah” sahut para beruk “tapi ingat jangan coba-coba menipu kami”.

Hari yang dijanjikan telah tiba rombongan beruk mendatangi Buncuq menagih janji. Buncuq berkata

“hei kalian semua sebelum kalian membunuhku silahkan minum dulu lemak-lemakku yang telah aku peras dan kusediakan khusus buat kalian didalam jiee, antakng, gentong, bak, panci dan wajan. Tampa banyak berpikir panjang para beruk meminum lemak yang disediakan Buncuq, para beruk tidak menyadari mereka sedang ditipu lagi yang mereka minum itu bukan lemak walaupun warnanya sama melainkan air tuba (air dari pohon tuba yang disadap mengandung racun mematikan, biasa air tuba digunakan masyarakat benuaq untuk meracuni ikan). Para beruk tidak tau selama enam hari yang lalu Buncuq menyadap air tuba dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk membunuh mereka Buncuq terus menambah dan menyuruh para beruk meminum hingga habis lemak itu tidak lama berselang para beruk mabuk berat kemudian datanglah Nalau membunuh para beruk dan memotong-motong daging beruk kemudian dibagikan kepada orang kampung. Sore harinya Nalau membersihkan usus-usus beruk disungai ketika asik membersihkan ada sekelompok beruk lewat

“hei Nalau apa yang sedang kau bersihkan ?...” Tanya seekor beruk,

”aku membersihkan usus sapi’ jawab Nalau,

berselang beberapa menit “sedang apa Nalau, apa yang kamu bersihkan?..” tanya seekor beruk yang lewat 

“aah… membersihkan usus babi”

demikian terus-menerus setiap ada beruk lewat selalu bertanya, Nalaupun menawab membersikan usus kambing, rusa,kancil, ayam dll. Nalau merasa kesal sekali dengan tingkah para beruk yang lewat dan selalu bertanya, tiba-tiba lewat seekor anak unang (anak beruk) ia pun bertanya

 “Nalau apa yang kamu bersihkan itu?...”

Nalau sangat kesal ia membanting usus ke lantai jamban (tempat mandi di sungai) ia menjawab dengan membentak

“kamu mau tau yang saya bersihkan hah!!!...ini adalah usus-usus beruk yang telah mati saya racuni tadi “

tentu saja anak beruk ini sangat terkejut dan takut  lalu ia berteriak memenggil teman-temannya. Sementara ia sibuk teriak Nalau memanjat pohon yang berada persis ditepi sungai itu.kebetulan saat itu Buncuq sedang turun kesungai dan melihat semua yang terjadi. ketika sekelompok beruk telah berkumpul mereka lalu berusaha mencari Nalau untuk membunuhnya. Buncuq mengatakan kepada para beruk

“hei beruk Nalau telah terjun kedalam sungai ini tadi karena ia merasa takut pada kalian semua” para beruk saling melihat satu sama lainya salah satu beruk bertanya

“dimana Nalau terjun tadi?...” lalu buncuk menunjuk kedalam air

“coba liat didalam air adakan Nalaunya” jawab buncuk dengan nada menang, tentu saja saat para beruk menengok kedalam air dilihatnya bayangan Nalau. Lalu para beruk berlompatan kedalam air namun usahan mereka sia-sia belaka dikarenakan tubuh mereka hanya terapung, akhirnya para beruk bertanya pada Buncuq

“bagaimana cara Nalau terjun kedalam air dan ia bisa tenggelam seperti itu?...” buncuk tersenyum dengan manis pada para beruk

“kalian semua harus mengalungkan sebongkah batu yang besar kira-kira bisa menenggelamkan tubuh kalian ikat yang kuat pada leher supaya tidak mudah lepas dan kalian terjun menyusul Nalau”.Tanpa berpikir panjang para beruk ini mengikuti saran si Buncuq masing-masing mengalungkan batu pada leher mereka, semua beruk itu terjun secara bersama-sama kedalam sungai dan tidak seekorpun beruk yang timbul, para beruk itu semuanya tenggelam dan mati,maka selamatlah nyawanya si Nalau.