Cerita Rakyat Tonyoi Benuaq ini di ambil dari buku yang di tulis oleh Roedy Haryo Widjono AMZ berdasarkan yang diceritakan oleh narasumber pak Y Lama seorang tokoh adat dari kabupaten Kutai Barat. Cerita ini di gali kembali dalam rangka memberikan wawasan dan meningkatkan apresiasi terhadap kearifan lokal di Kutai Barat. Cerita ini di kemas dalam bentuk buku seri Cerita Lokal (2013) yang diterbikat oleh Etno Institute dan CV. Nuraini yang didanai oleh Dinas Pendidikan Kutai Barat untuk menambah perbendaharaan perpustakaan SD,SMP,SMA di Kutai Barat.
selamat menyimak :
Takkala kisah ini bermula, Kilip Taman Tauq Umaaq Doyai
Lekatn Panei sedang turun ke bumi, singgah di Tanyukng Lahukng Jawaaq Solai, Uwetn
Tonekng Ngokoi Owoy, MempeetnPaliq Kutaq Kediq berjumpa Amaaq Aji Tetua Adat di situ, dan
menyaksikan kehidupan manusia dalam keadaan kelaparan, sebab persediaan padi
sudah mulai habis.Kilip iba hati. Ia berjanji mencari bantuan, walau sebenarnyaia
tidak tahu bagaimana caranya membantu
manusia yang kelaparan. Lalu Kilip berjalan menuju danauRiokng Olo mencari
ilham seraya memancing ikan. Tiba-tibaia mendengar suara gemerisik di
pohonBeringin, “Anakku, jangan kalian ribut,tak tahukah kalian, manusia akan mati
kelaparan!”, begitulah suara yang didengar Kilip.Ternyata pohon Beringin itu dihuni Kuyakng(mahluk halus perempuan), beserta
anak-anaknya. Seketika itu Kilip bangkit dan mencabut bulu meweer olo sejenismandau, lalu diancamnya
Kuyakng, “Kalau kau tak mau menerangkan bagaimana agar mereka tidak mati
kelaparan, akan kutebang pohon ini!”. Maka ketakutanlah Kuyakng.Lalu
Kuyakng memberi petunjuk agar Kilip menemui Tamparo
Nondo Embo Lalukng Anikng Singkor Olo, dan Kilip
diharuskan membawa antang serta tujuh bambu tanpa ruas yang ditaruh di Kererekng
Usakng TempelaaqNahaaq (kotak
tempat menyimpan tulang belulang manusia, yang berukir dan bertiang). Seketika itu pula Kilip menemui Tamparo
Nondo Embo untuk mengantar sesaji.Sejurus kemudian,ia
mendengar suara gaib, “aku tahu maksudmu, menolong manusia agar memperoleh
padi. Datang saja ke Beritutn Tautn di Bawo Langit, disana tinggal Luikng Ayakng anak Beritutn Tautn, Uruslah
segala sesuatu dengan mereka!”.
Tanpa pikir panjang, Kilip pergi ke Bawo Langit. Setelah kedua
mahluk gaib itu berunding terjadilah kata sepakat, Beritutn Tautn akan
membagikan padi miliknya kepada manusia dengan syarat, menukar padi dengan
barang-barang seperti antang, gong, piring, tempayan, dll. Bila manusia
memberikan sebuah gong, maka padi yang diperoleh sebanyak isi gong. Bila
memberikan tempayan, sebanyak isi tempayan itu pula padi yang akan
diterima.Maka tukar menukar dilakukan dan dalam sekejap Beritutn Tautnmenjadi kaya
raya, sehingga manusia memberinya gelar Sookng Tatau atau Lelaki tua kaya raya.
Hingga suatu saat, Amaaq Aji serta warga Tanyukng Lahukng Jawaaq Solai, Uwetn
Tonekng Ngokoi Owoy, MempeetnPaliq Kutaq Kediq kehabisan barang-barang dan harta benda. Maka munculah persoalan, bagaimana mendapatkan padi selanjutnya.
Mengetahui kesulitan yang dialami manusia, Kilip kembali turun ke
bumi menolong manusia dari bahaya kelaparan. Seperti semula, Kilip pergi kedanau
Riokng Olo. Kejadian yang dulu kembali terulang. Setelah diancam, Kuyakng
memberi petunjuk, hanya Kilip yang dapat menolong manusia dari bahaya
kelaparan. Maka Kilip disuruh pergi ke Kererekng Usakng Tempelaaq Nahaaq lagi.Sesampai ditempat yang dituju, Kilip mendengar suara gaib, “Jalan
satu-satunya mengatasi kelaparan yang menimpa manusia adalah segera menebas,
menebang, membakar dan membersihkan tanah di Lingau!”. Lingau adalah merupakan penyebutan suatu
tempat, dimana tanahnya subur. Lalu suara gaib itu
menyuruh Kilip mengundang algojo kejam bernama Sookng Peteh Tamen Jueh, Tokah
Tamen Tohokng, turun ke bumi. Dewa algojo itu diharuskan menunggui tanah ladang
yang sudah selesai dikerjakan, dan selama menunggu ia bersembunyi di bawah daun samber.Kemudian Kilip disuruh membawa
Luikng Ayakng turun ke bumi. Nanti, sesampai Luikng Ayakng di Lingau, Peteh
Tamen Jueh membunuhnya dan darah Luikng Ayakng akan berubah menjadi padi.
Seusai mendapat petunjuk dari suara gaib, Kilip pergi ke Tanyukng Lahukng
Jawaaq Solai, Uwetn Tonekng Ngokoi Owoy, MempeetnPaliq Kutaq Kediq, disuruhnya manusia membersihkan tanah di
Lingau. Sesudah itu Kilip pergi ke Bawo Langit. Di langit simpang Delapan
ditemuinya Peteh Tamen Jueh, Tokah
Tamen Tohokng, disuruhnyaia turun ke Lingau.
Lalu Kilip menemui Beritutn
Tautndan memberi kabar bahwa manusia di Lingau akan mengadakan
upacara penghormatan untuk Luikng Ayakng. Maka Kilip minta izin agar
diperbolehkan membawa Luikng Ayakng turun ke bumi. Beritutn
Tautndan Diakng Serunai istrinya, tidak keberatan, demikian
juga Luikng Ayakng. Takkala Luikng Ayakng bersiap turun ke bumi, ia terkejut
mendengar ayah dan ibunya bersin beberapa kali. Penuh rasa cemas terhadap
firasat itu, Luikng Ayakng ragu turun ke bumi. Lalu Kilip membujuk untuk segera
berangkat. Sesampai mereka di luar pintu, bersin pula beberapa ekor anjing dan
kucing. Maka bertambah yakinlah Luikng Ayakng bahwa dirinya akan ditimpa
bahaya, terlebih sesampai mereka diluar, tiba-tiba hujan turun. Namun karena
Kilip menjamin keselamatannya, berangkat jualah Luikng Ayakng turun ke
bumi.Mereka turun ke bumi mengendarai Langkar Bulau (semacam perahu besar). Tak berapa lama mereka tiba di Lingau. Gegap gempita manusia
menyambut kedatangan Luikng Ayakng penuh hormat. Lalu atas anjuran Kilip,
Luikng Ayakng dipersilakan beristirahat di pondok, yang tersedia di tengah ladang. Namun saatia duduk melepaskan
lelah, bangkitlah Peteh Tamen Jueh, Tokah Tamen Tohokng dari persembunyiannya
dan menghentakkan mandau ke tubuh Luikng Ayakng.Seketika itu Luikng Ayakng
menjerit seraya berkata, “Camkanlah wahai manusia, sebelum berangkat telah
kujumpai firasat yang menyatakan aku akan mendapat marabahaya. Inilah pelajaran
bagimu, agar kamu selalu memperhatikan semua firasat alam!”.Darah
Luikng Ayakng berhamburan membasahi tanah ladang, aneka macam warnanya. Sejurus
kemudian hujan turun amat lebat, petir bertalu menikam bumi, angin gemuruh
mendera semesta, lalu gelap gulita meliputi semesta.
Sepemakan sirih lamanya hujan pun reda. Bumi terang seperti sediakala,
dan di hamparan tanah ladang bertebaran segala jenis padi putih, merah dan
hitam, pun jua pulut putih, merah dan hitam yang merupakan perwujudan darah
Luikng Ayakng yang berwarna-warni.
Kilip segera memerintahkanAmaaq Aji mengumpulkan warga. Namun diluar
dugaan, beberapa anak Amaaq Aji tidak nampak hadir. Lama dicari tak jua ketemu.
Akhirnya setelah penat mencari, dari dalam hutan terdengar suara menyayat hati
yang ternyata suara anak-anak Amaaq Aji.“Kami kelaparan, lalu masuk hutan
mencari makanan. Tapi kami tak dapat kembali, sebab kami telah berubah menjadi
pohon. Namun ketahuilah, pohon yang berasal dari diri kami, semua akan berguna
bagi kamu sekalian”. Amaaq Aji tertegun iba hati. Sesaat senyap, lalu terdengar
lagi suara, “Selanjutnya dan untuk seterusnya, bilamana malapetaka mengancam
manusia, kumpulkan kami dan buatlah Sepatukng (patung berbentuk manusia),kami akan
menjadi silih pengganti kalian menghadapi malapetaka itu!”.Pohon
jelmaan anak-anak Amaaq Aji, dikenal dengan sebutan Lelutukng, Deraya,
Teluyatn, Puutn Jeloq, yang dalam setiap ritual Tolak Bala digunakan sebagai
bahan pembuat patung manusia.
Kunjungi Situs Kami
BalasHapusUntuk Permainan Casino Terbaaik Hanya Bersama Kami
Casino Online
Slot
bandar casino
rolet
Berikut game yang ada di dalam istanagoal:
1. Casino Live
2. Sportsbook (bola)
3. Card Games (poker)
4. Tangkas
5. KENO BALL
6. Berbagai Game slot machine
7. TOGEL
8. FOREX
Berikut bonus yang akan di berikan
- Bonus Deposit 10% Khusus New Member
- Bonus Harian Deposit 5 %
- Bonus Referral up to 3% ( togel )
- Bonus Rolinggan up to 0.8% ( Casino )
- Bonus CashBack up to 15% (Tangkas )
- Bonus Cashback up to 15% (Sportbook)
- Bonus Referal up to 2% (Sportbook)
Untuk info lebih lanjut bisa hubungi kami:
CONTACT INFO :
WWW.ISTANAJUARA.COM
WHATSAPP : +855967043548
FB : Istana Goal