MASRANI
PENDIDIKAN
KARIR
Nama: Masrani,SH
Alias: Tran
Tempat Tanggal Lahir: Muara Tae, 15 Maret 1984
PENDIDIKAN
- SDN 07 Mancong lulus tahun 1998
- SMP Terbuka lulus tahun 2001
- SMAN 5 Samarinda lulus tahun 2005
KARIR
Petinggi Muara Tae periode 29 juni 2010 – 29 juni 2016
Masrani lahir
di Muara Tae 19 maret 1984, adalah mantan petinggi Muara Tae. Di kenal sebagai
petinggi yang sangat aktif dalam aksi – aksi menentang keras keberadaan perusahaan – perusahaan di tanah adat
Muara Tae, terutama perusahaan sawit.
Masrani dengan
nama kecil Tran dilahirkan di Muara Tae merupakan anak dari Petrus Asuy dan Ibu
Magdalena Tingaq, anak kedua dari empat bersaudara , dan 6 saudara tiri dari
pernikaahan kedua ayahnya. Merupakan anak suku Dayak Benuaq asli.
Masa kecil Masrani lebih banyak di habiskan di ladang orang tuanya. Barulah setelah
masuk sekolah beliau tinggal di Kampung Muara Tae bersama nenek sampai
kelas tiga SD. Sebelum akhirnya pindah ke Tanjung Isuy.
Masa sekolah Masrani penuh liku – liku dengan seringnya berpindah
– pindah sekolah diawali saat kelas tiga SD pindah ke Tanjung Isuy dari Muara
Tae, kemudian tidak naik
kelas empat saat di Tanjung Isuy karena jarang masuk sekolah dengan alasan
kurang merasa nyaman tinggal di rumah orang yg kurang dirasa dekat yang merupakan
nenek beliau sendiri. Akhirnya beliau pindah ke Macong dan tinggal di rumah
pamannya Bapak Andre Singko.
Kemandirian Masrani kecil sudah dibuktikan dengan keputusan
beliau untuk tinggal sendiri di perumahan guru pindah dari rumah pamannya
sampai lulus SD. Walaupun ada resiko yang harus dihadapi seperti berjuang keras
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Pada hari sabtu minggu beliau pulang ke
Muara Tae untuk megambil beras dengan tiga setengah jam berjalan kaki. Kendala
biaya hampir memupuskan harapan beliau untuk melanjutkan sekolah ke jenjang
SMP.
Awal masa SMA Masrani dimulai di SMA Danau Jempang Tanjung Isuy yang sekarang di kenal
dengan nama SMA negeri 10 tanjung Isuy, pada kelas dua SMA pidah ke SMA
Negeri 9 lempake –
Samarinda. Walaupun harus memulai dari kelas satu lagi karena status sekolah
sebelumnya belum disamakan, dan panda ke SMA Negeri 5 sampai lulus.
Cita – cita Masrani kecil cenderung berubah, tapi ada keinginan besar untuk menjadi
dokter dan beliau mencoba mewujudkannya dengan mendaftar di fakultas kedokteran
UNMUL. Namun gagal
dikarenakan buta warna saat tes kesehatan. Jadi beliau memilih ILKOM, sampai
pada suatu keadaan muncul keinginan beliau mendaftar di fakultas hukum UMNUL.
Karena masalah pertanahan yang mendesak. Jadilah beliau menjalani kuliah ganda. tapi pada akhirnya Fakultas hukum menjadi pilihan utama Masrani, setelah kesulitan
membagi waktu ketika menjalani kuliah ganda. Pilihan terhadap fakultas hukum karena lebih mendukung dalam
kegiatannya dalam membela hak – hak tanah warganya yang mengalami ancaman dari
perushahan – perusahaan tambang dan sawit.
Perjuangan Masrani dalam membela hak – hak tanah adat warga
dimulai sekitar tahun 1998 dalam kasus PT.LONSUM
dan merupakan awal inspirasi bagi beliau bahwa “perjuangan memang penting dan
dampak – dampak dari perusahaan memang sudah dirasakan”.
Dalam beberapa kasus pertanahan Masrani melihat seringnya kasus
– kasus tersebut tidak tundas dan tidak terselesaikan akibat lemahnya petinggi
Muara Tae pada waktu itu. Petinggi dianggap tidak tegas dan berani memimpin
masyarakatnya untuk berjuang membela hak – hak mereka. Akhirnya beliau
mencalonkan diri dalam pemilihan petinggi Muara Tae dan kemudian terpilih
menjadi petinggi muara tae periode 29 juni 2010 sampai 29 juni 2016.
Sampai saat ini perjuangan Masrani masih berlangsun untuk
mengeluarkan perusahaan dari tanah adat Muara Tae. Aktivtas nyata beliau saat
ini dengan mengkoordinir masyarakat untuk melakukan penolakan – penolakan dan
pengaduan, melakukan untuk menghalangi perusahaan menduduki Wilayah Tanah Adat Muara
Tae.
Masrani menganggap bahwa
kasus Wilayah Tanah adat Muara Tae harus di selesaikan dengan tuntas dengan keluarnya
perusahaan sawit yang selama ini menjadi penyebab konflik sehingga masyarakat
adat Muara Tae bisa dengan leluasa memberdayakan sumberdaya – sumberdaya yang
ada di Wilayah Tanah Adat mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar