MASRANI : FIRST RESOURCES SERING MENGGUKAN PIHAK YANG TIDAK NETRAL AGAR BISA MEREKA SETIR AGAR BISA MENGUASI LAHAN MASYARAKAT
Amankaltim.blogspot.com komitmen
Group Perusahaan Sawit First Resources dalam kebijakan terbaru mereka per 1
Juli 2015 http://www.first-resources.com/sustainability.php?pc=policy
untuk lebih FPIC (Free, Prior and Informed Concern) dalam pembukaan lahan
perkebunan sawit di wilayah Masyarakat adat masih sangat diragukan. Hal ini
diungkapkan oleh Masrani salah seorang tokoh Masyarakat Adat Muara Tae,
kecamantan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Menurut Masrani FPIC
tidak akan tercapai apabila First Resources tidak punya itikat baik terhadap masyarakat
dan terus melakukan manipulasi dalam operasionalnya, seperti melakukan proses
pengurusan ijin lokasi hanya berdasarkan persetujuan pemerintah daerah yang
cenderung korup, Melakukan manipulasi dalam pembebasan lahan. Dimana selalu
bernegosiasi dengan pihak yg tidak berhak. Batas wilayah adat bisa diubah
apabila suatu kampung tidak mau terima perusahaan dan dimasukan wilayahnya
kepada kampung yang mau menerima First Resouces untuk kemudian dibebaskan atas
nama kampung tersebut. Dan dalam hal ini pemerintah yang cenderung korup hanya
mementingkan kepentingan perusahaan lalu mengesahkan wilayah yang diserobot
tersebut sebagai wilayah administratif desa penyerobot untuk mengamankan pembebasan
lahan yg telah dilakukan.
Selain itu yang
sering terjadi adalah Pembebaskan lahan dalam suatu kampung dari para preman
kampung dan secara global. Bisa bayangkan, satu orang bisa membebaskan 400 ha
tanah atas nama warisan secara rekayasa. Padahal tanah tersebut adalah milik
orang lain. Bekerjasama dengan aparat desa yang punya kepentingan pribadi untuk
dapat fee dalam pembebasan lahan. First Resouces sudah tahu bahwa hal tersebut
tidak benar dan bisa menimbulkan konflik tetapi tetap membeli lahan tersebut.
Bahkan, First
Resource menggunakan aparat dalam penggusuran lahan secara paksa dilapangan.
Masyarakat yang tanahnya diserobot berusaha menghentikan penggusuran agar tanah
dan kebumnya tidak rusak. Tetapi Perusahaan tidak mau tahu dan menggunakan
brimob untuk mengawal penggusuran.
Dalam penyelesaian
konflik/sengketa juga tidak akan tercapai karena First Resource sering
menggunakan pihak-pihak yang tidak netral untuk menyelesaikan konflik. Dan
cenderung disetir oleh First Resources untuk kepentingan mereka.
“Saya belum melihat
ada komitmen First Resource untuk keluar dari daerah konflik meskipun sudah
menanam sawit, karena menyadari sendiri bahwa proses mendapatkan lahan demgan
cara manipulasi”, tegas Masrani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar