Masyarakat Adat Dayaq Mumukng merupakan komunitas adat yang
berada di Kampung Besiq, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kaltim.
Wilayah Adat Masyarakat Adat Dayaq Mumukng secara administratif negara berada
di kampung Besiq.
Kampung Besiq sendiri bisa ditempuh sekitar tujuh jam dengan
menempuh jalur darat dari Samarinda yang merupakan Ibukota Provinsi Kaltim.
Menurut sejarah yang dipercaya Masyarakat Adat Dayaq
Mumukng, Suku ini merupakan keturunan dari Seniang Bumui
(laki-laki) dan Sorokng (perempuann) yang masa itu kedua dewa ini yang menjelma
menjadi manusia turun dari langit menempati hutan di hulu sungai Pahu. Kedua
manusia tersebut turun dari langit membawa seekor buaya dan seekor ikan gabus,
yang buaya tesebut dinamai Biayaq Bujir Bulau dan ikan gabusnya dinamai Ekokng
Kawaq.
Dalam perjalanan kedua manusia tersebut menyusuri sungai di daerah hulu
sungai Pahu dengan tujuan ingin menenggelamkan buaya dan ikan agar mereka bisa
hidup tenteram. Ada banyak sungai dan teluk yang mereka lewati serta mencoba
agar keduanya bisa meresa hidup damai dan tenteram namun belum juga kunjung
dapat dan pada akhirnya dapat tempat untuk mereka berdiam dan merasa nyaman.
Seekor buaya yang tadinya sulit mendapatkan tempat tinggal yang nyaman baginya
telah mendapatkan tempat yaitu di teluk siwo sehingga buaya tersebut diberi
gelar Biayaq Bujir Bulau Leoq Siwo, dan ikan gabusnya juga dapat tempat untuk
berdiam serta merasa nyaman yaitu di Ingkekng Karui (dekat riam Karui)
disitulah ia mau menetap, ikan gabus ini juga dinamai Engkokng Kawaq Ingkekng
Karui. Sertelah ikan dan buaya tersebut dapat menetap maka kedua dewa ini
memulai hidup layaknya manusia biasa, dalam kehidupan sehari-hari mengambil
makanan dari hutan seperti : umbut-umbut, umbi-umbian, berburu.
Kedua dewa ini juga mempunyai keturunan dengan bertambah banyaknya
keturunan mereka, maka mulailah perbuatan-perbuatan yang tidak baik serta
merusak tatanan sosial. Karena telah rusaknya tatanan sosial atas perbuatan
para keturunan mereka berdua, pada suatu saat karena tidak lagi mampu melihat
keduanya memutuskan untuk naik ke langit. Pasca ditinggal kedua dewa tersebut
terjadilah wabah penyakit seperti : kudisan, rumah tangga banyak yang tidak
tenteram, terjadi berbagai bencana alam, dan berbagai permasalahan yang
terjadi. Karena begitu banyak kejadian yang menimpa anggota komunitas, maka
para tokoh adat pada masa itu mengadakan upacara belian bekelew (gugu tahun)
dengan maksud agar segala wabah penyakit dan permasalahan-permasalahan yang menimpa
anggota komunitas tersebut dapat teratasi dan segala macam penyakit dapat
sembuh. Setelah diadakannya upacara belian maka segala penyakit dan
permasalahan yang menimpa komunitas berangsur-angsur membaik.
Masa kejayaan suku Dayaq Mumukng ada beberapa beberapa tokoh adat namun
yang lebih terkenal adalah seorang perempuan bernama AUS sebutan hari-hari Taq
Torokng (Nenek Torokng). Pada masa AUS
(Taq Torokng) membangun lamin di hulu sungai Pahatn adalah anak sungai Pahu,
setelah itu ada beberapa Lamin (LOU) lagi dibuat karena adanya peperangan dari
suku lain, maka anggota komunitas berpindah ke Kelompekng (nama daerah),
setelah dari Kelompekng Pindah lagi ke Say Toba (nama daerah) setelah dari Say
Toba berpindah lagi membuat lamin di Kejempokng (nama daerah), setelah sekian
lama tinggal di Kejempokng berpindah lagi ke Ruayaq (nama daerah). Dari Ruayaq
komunitas Dayaq Mumukng berpindah ke daerah suku Benuaq disebabkan oleh
peperangan dengan suku-suku dari daerah Sungai Pariq (sekarang Kalimantan
Tengah).
Di daerah Benuaq
pertama-tama tinggal di Baruq (nama daerah) setelah itu berpindah lagi ke
Manter Arekng dan Regikng (nama daerah), dari Manter Arekng dan Regikng pindah
lagi ke Ojatn (nama daerah) dan yang lainnya membuat perladangan serta
bertempat tinggal di Lenguq (nama daerah) tetapi tetap dalam daerah/wilayah
adat suku Benuaq. Sekalipun komunitas Dayaq Mumukng bertempat tinggal di
wilayah adat Benuaq namun tetap merawat hutan dan mencari kebutuhan hidup ke
wilayah adat Dayaq Mumukng itu sendiri, seperti : mengambil madu apabila telah
musimnya, mencari buah-buahan, berburu, berladang, mencari kulit binatang dan
memotong rotan, mancari damar sebagai penghasilan.
Pada saat ini komunitas
Dayaq Mumukng tersebar di Wilayah Adat Dayaq Benuaq terutama di kampung Besiq,
kampung Besiq wilayah administrativenya (wilayah versi pemerintah) terdapat dua komunitas yaitu Dayaq Benuaq dan
Dayaq Mumukng. Di kampung lain terdapat juga komunitas Dayaq Mumukng, seperti :
Bermai, Muara Nilik, Mantar, Cempedas, Mencimai, Jontai, dan beberapa kampung
yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar