Minggu, 14 Agustus 2016

ULAP DOYO KAIN TENUN KHAS DAYAK BENUAQ OHOKNG


Tim Biro Ekosob AMAN Kaltim bersama Warga Mancong  saat melakukan penyemaian Tanaman Doyo


Kain tenun Ulap Doyo sudah terkenal sejak dahulu kala pada masa kerajan Kutai, kain tenun ini diperkirakan sebelum abad ke-17. Pada masa itu masih berlaku perbedaan sosial. Dengan melihat motif Ulap Doyo yang digunakan pada masa itu bisa dijadikan sebagai ciri atau identitas seseorang, contohnya motif Jaunt Nguku digunakan oleh kaum Mantiq (Bangsawan/Raja) dan motif Waniq Ngelukng digunakan oleh golongan Marantikaq (orang Biasa).

Ulap Doyo dipakai saat Sari Gantar
untuk menyambut tamu
Kain tenun ikat Ulap Doyo merupakan salah satu bentuk ekspresi dari ilmu pengetahuan dan keyakinan masyarakat adat dayak Benuaq Ohokng. Kain tenun ini bisa digunakan laki-laki maupun perempuan pada saat upacara adat, tari-tarian, rijok-dongkoi dan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kain tenun yang digunakan sehari-hari adalah warna hitam sedangkan kain tenun yang berwarna warni dan bermotif akan digunakan saat ada ritual-ritual adat. Kain tenun yang bermotif serta memiliki hiasan khusus memiliki nilai-nilai adat dan fungsional yang memiliki nilai religi. Seperti motif Timang ( Harimau) melambangkan keperkasaan seorang pria, motif Naga melambangkan kecantikan seorang wanita, motif Limar (perahu) melambangkan kerjasama dan motif Tukar Torai (tangga Rebah) maknanya melindungi usaha dan kerjasama masyarakat masih banyak motif yang lainnya serta memiliki makna yang berbeda-beda. Dalam penggunaan warna juga memiliki makna tersendiri dan memiliki simbolik yang mengandung nilai budaya, seperti warna hitam pada kain panjang adalah si pemakai memiliki kemampuan dalam melakukan tolak bala dan ilmu hitam (ilmu yang jahat).

Kain tenun ikat ini digunakan dalam berbagai upacara adat sperti upacara kewangkey (ritual kematian), upacara pelulukng peruku (pernikahan adat), tarian gantar, upacara panen hasil bumu, ritual pengobatan, kain tenun ulap Doyo ini juga biasanya digunakan sebagai mahar untuk melamar yang disebut Uru Oncangkng.

Pakaian Tradisional Pria
Dayak Benuaq Ohokng
Terbentuknya kelompok pengerajin Kain Tenun Ikat Ulap Doyo di Kampung Macong sebenarnya sudah lama sejak masih dalam wilayah kabupaten Kuati Kartanegra, sekiatar tahun 1990 kelompok pengerajin dibentuk melalui dinas parawisata, binaan diberikan pada kelompok ini dan membuahkan hasil yang luar biasa berkembang cukup pesat dan pemasaran dilakukan di masyarakat dan pemerintah, kelompok ini juga memasarkan produk mereka dengan mengikuti pameran ditingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan sampai ke Jakarta, bukan hanya kain tenun ikat yang kelompok ini miliki tetapi ada kesenian daerah yaitu tarian gantar dan rijok. Namun seiring berkebangnya pembangunan maka terjadi pemekaran daerah dan kampung Mancong masuk dalam kabupaten baru yaitu kabupaten Kutai Barat, dengan seiringnya waktu kelompok binaan pemerintahan ini terabaikan dan menjadi mati. Masyarakat adat komunitas Ohokng ini masih tetap terus melakukan kegiatan menenun kain tenun ikat yang berbahan dasar dari benang doyo dan pewarna yang digunakan berasal dari alam dan hutan wilayah adat mereka.

Walaupun kelompok sudah tidak ada lagi namun para pengerajin masih tetap melakukan praktek menenun dan memproduksi kain tenun ikat ulap doyo yang biasanya digunakan oleh masyarakat adat itu sendiri untuk melakukan ritual-ritual, dan masih ada pesanan dari luar kampung Mancong. Dan skala produksinya masih terbatas serta harga masih ditentukan oleh pembeli.

Pada tanggal 20 September 2013, para perempuan adat dan ada perwakilan masyarakat juga berkumpul bermusyawarah bersama untuk membentuk kembali kelompok yang telah mati, kelompok ini sebagai wadah bersama dari hasil usaha yang mereka buat dan untuk keberlanjutan budaya dan kearifan lokal masyarakat adat Ohokng. Perempuan adat bermufakat membentuk kelompok baru yang di beri nama “Sempeket Uat Bayu” artinya bersama bangkit kembali. Para perempuan adat ini bermufakat untuk mempertahankan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dari leluhur. Terbentuknya kelompok didampingi oleh Perempuan AMAN dan AMAN Kaltim.

Jenis Tanaman Doyo

Tanaman Doyo 
  Tumbuhan Doyo dengan nama latin Curculigo Latifolia, serat tumbuhan tesebut diambil kemudian dipintal dan ditenun menjadi kain tenun ulap Doyo yang indah dan memiliki nilai budaya. Tumbuhan Doyo ini banyak tumbuh di wilayah Kalimantan Timur serta memiliki beberapa varietas dan ciri-ciri yang berbeda. Ada tumbuhan Doyo yang tidak dapa digunakan sebagai bahan benang kain tenun ikat karena tidak memuliki serat yang bagus. Adapun varietas tumbuhan Doyo yang diambil seratnya untuk dijadikan sebagai bahan kain tenun ikat Ulap Doyo, yaitu :

1.        Doyo Temayo
Varietas yang paling baik seratnya sebagai bahan kain tenun ikat (No.1), memiliki ciri-ciri bentuk daun agak kecil, melengkung warna hijau muda cerah, serat daunnya tidak telalu keras varietasnya terdapar disekitar wilayah kampung Mancong dan kampung Perigiq,

2.        Doyo Pentih
Seratnya hapir sama dengan serat Doyo Temayo, yang membedakannya adalah warna daun yang hijau kekuningan dan lebih tahan terhadap sinar matahari.

3.        Doyo Biakng
Ukuran daun dan tangkai daun Doto jenis ini lebih panjan varietas ini bisa mencapai 150 cm dan lebar 25 cm, panjang tangkai daunnya bisa mencapai 113 cm.

4.        Doyo Tulakng
Ukuran daun Doyo ini lebih kecil dari daun Doyo Pentih dan Doyo Biakng, bentuk daunnya agak tegak dan lentur karena tulangnya lebih keras, saat pengerikan serat daunnya akan pecah-pecah.

Pewarna alami tradisional

Pada awalnya pewarna alami dari hutan dan kebun-kebun masyarakat yang digunakan sebagai bahan pewarna kain tenun, namun seiring berkembangnya pembangunan banyak hutan dan lahan perkebunan masyarakat yang dialih fungsikan menjadi lahan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit sehingga bhan baku dari tumbuhan Doyo dan pewarna menjadi susah didapatkan disekitaran kampung, sehingga pengerajin menggunakan pewarna tekstil.

Baju khas Perempuan Dayak Benuaq Ohokng 
Warna serat tumbuhan Doyo adalah putih dan krem. Pewarnaan dilakukan untuk memeprindah dan membuat variasi motif semakin indah. Ada beberapa jenis bahan pewarna dan warna yang biasanya digunakan oleh pengeraji antara lain :

1.        Warna hitam
Diperoleh dari asap pembakaran Damar yang dicampur dengan cairan pekat. Dan juga menggunakan daun pohon Kebuau yang sudah Tua. Serat daun Kebuau direbus bersama dengan serat daun Doyo hingga menjadi hitam warnanya.

2.        Warna kuning
Warna ini menggunakan tumbuhan kunyit (Curcuma Longa), kunyit diparut atau ditumbuk sampai halus kemudian tambahkan air sedikit diperas seperti santan hingga mengeluarkan warna kuning pekat, selanjutnya direbus kemudain benag direndam selama beberap jam hingga terserap warna kuning dari kunyit.

3.        Warna merah
ü  Batu Lado, batu yang biasanya terdapat di sungai Lawa dan Bentian Besar dan daerah Tanjung Isuy. Merupakan bahan untuk membuat warna merah pada serat Doyo. Caranya batu dibuat menjadi bubuk campur dengan air kemudian dioleskan pada benang Doyo.
ü  Biji buah Geligemp (Annatto Bixa Orellana), buah ini yang agak tua. Caranya siapkan beberapa biji buah Geligemp yang telah diremas bijinya lalu dicampur dengan air sedikit saja dan menghasilkan warna merah kental, kemudian cairan ini dioleskan pada benang Doyo.
ü  Kulit batang poho Uar, kulit batang pohon Uar diambil kemudian ditumbuk sampai menngeluarkan getah kemudian kulit kayu ini direndam satu malam sampai air rendaman berwarna merah tua. Kemudian benang Doyo direndam dalam air tersebut selama3-4 jam sampai menyerap dan warna benang menjadi merah.

4.        Warna hijau
Warna yang diperoleh dari Putri malu (Aminosa Pudica), daun putimalu ditumbuk hingga menjadi halus kemudian direbus dan mengeluarkan warna hujau kental, benang direbus sebentar bersama cairan hingga terserap dan warna benang menjadi hijau.

5.        Warna coklat
Warna ini diperoleh dari akar kayu Oter, akar kayu oter diamabil kemudian ditimbuk halus hingga mengeluarkan getah lalu benang direndam dalam getah kayu oter hingga menyerap dan warna menjadi coklat.

Hampir semua bahan pewarna diatas sudah sulit didapat dikarenakan lahan yang telah dialihfungsikan. Dan sekarang kelompok penegerajin berusaha untuk membudidaya tumbuhan Doyo dan pewarna alam yang mereka gunakan secara turun temurun.

Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan dalam melakukan proses pembuatan kain tenun ikat ulap Doyo adalah peratan yang masih tradisional, adapun peratan yang diguanakan antara lain:
1)        Pengampent atau Band merupakan ikat pinggang sebagai penahan pinggang.
2)        Apit atau penggulung kaint, alat yang digunakan untuk menggulung pangkal kain tenun.
3)        Bliraq atau penumbuk, atau biasanya disebut parang-parang atau penumbuk saat menenun.
4)        Buyutn disebut sisir, sebagai penyusun benang.
5)        Telokng, terbuat dari bambu sebagai pembuka benang.
6)        Perasai Merua, terbuat dari bambu tipis selebar 2 cm sebagai pemisah benang.
7)        Gigiq, sebagai pengatur benang supaya tidak kusut.
8)        Duat, terbuat dari bambu sebagai pengait benang lungsi.
9)        Daag, alat yang digunakan untuk memasang rangkaian benang tenun yang akan ditenun.
10)    Tukar, sebagai pijakan kaki yang berfungsi untuk pengencang benang
11)    Tukar tekuet atau sekoci dari kayu, sebagai tempat benang isi yang akan ditenun pada benang lungsi


Proses Pengolahan Kain Doyo

Dua tahap yang harus dilalui pengerajin hingga bisa menghasilkan kain tenun ikat Ulap Doyo.

1.        Pengolahan bahan baku
Pertama yang harus dilakukan oleh pengerajin adalah pengambilan bahan baku atau daun Doyo dari hutan, dan jangan samapai kering terpapar sianar matahari karena akan rusak. Pengambilan daun doyo 60 -100 lembar, daun yang dipiluh adalah adau yang setengah tua tidak boleh terlalu muda maupun terlalu tua, dengan ukuran sekitar 1- 1,5 meter. Dari setiap pohon doyo hanya diambil 1-3 lembar daun dalam satu kali pengambilan dan juga menjaga supaya tumbuhan ini tidak mati. Dan setiap rumpun dipilih tangkai no 2 dan 5 sebagai bahan tenun. Tangkai no 4 sebagai pengikat serat pada saat pencelupan kedalam bahan pewarna.

Proses pemetikan Tanaman Doyo untuk diolah
Daun yang telah diambil langsung dibawa untuk direndam dan diambil seratnya, apabila kering maka daun tersebut tidak bisa diambil seratnya. Dauin Doyo direndam dalam air hingga daging daun hancur atau lembek, kemudian serat disisir atau dikerik dengan pisau terbuat dari bambu panjangnya 20 cm dan lebar 40 cm tergantung sipemakai. Proses ini diusahakan pada air sungai yang mengalir supaya serat benang yang dihasilkan tidak kusut.

Selama proses ini dilakuakn serat Doyo harus tetap berada dalam air, karena apabila warna tersbut terkena udara maka warnanya akan berubah menjadi merah atau coklat tua. Serat yang telah selesai dikerik tidak langsung dimasukan kedalam wadah, namun dikaitkan pada batang kayu atau bambu yang telah ditancapkan pada dasar sungai.
Agar sisa-sisa pada serat terbeut larut. Proses pemnegrikan biasanya dilakukan kurang lebih satu jam. Setelah itu dilakuakn proses penjemuran serat benang digantung dengan terjuntai kebawah supaya tidak kusut. Proses ini yang perlu diperhatikan juga benang harus benar-benar kering. Dalam pengerikan daun doyo juga tergantung dengan air yang digunakan apabila bersih (bening) maka hasilnya akan menjadi putih sedangkan airnya kecoklatan maka warna yang dihasilkan akan menjadi krem.

2.        Proses penenunan

Buntaran/gulungan benang Doyo yang siap ditenun menjadi
Ulap atau Kain Doyo
Sebelum proses penenunan dilakuakn pengerajin harus melalui tahap-tahap antara lain:
a)        Moyent Doyo (memintal), serat doyo dibelah menjadi 2-3 mm, dengan menggunakan pisau atau peniki, setelah di kerik pelan-pelan kemudian dipelintir hingga menjadi benang,
b)        Nukui (Menyambung benang), benang-benang doyo yang telah dipintal disambung satu persatu, dengan cara disimpul rapat dingga panjang 100 - 200 meter.
c)        Munter Lawei (menggulung benang), benag yang telah di sambung kemudian digulung seperti bola sebesar kepakan tangan.
d)    Ngorakng entaq (menyusun corak), proses penyusunan corak, alat ini digunakan untuk mengencangkan benang-benang hingga menjadi rapi. Penyusunan memerlukan waktu yang lama 1-2 minggu untuk merapikan benang.
e)        Telegatn (mengikat), ini alat yang digunakan untuk mengikat dan melipat benang yang tidak kencang menjadi dua.
f)         Nelep (pewarnaan), ini proses pewarnaan pada benang dengan merendam dalam pewarna.


Ragam hias kain tenun ulap Doyo.

Ragam hias pada kain tenun Doyo pada umumnya hampir sama dengan ragam hias yang diterapkan pada kain tenun di daerah lain di Nusantara. Motif - motif yang paling menonjol pada tenun Doyo adalah motif dengan gaya swastika, misalnya pada motif timang atau harimau dan motif - motif flora dan fauna. Kini, tenun doyo memiliki puluhan jenis ragam hias atau motif yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Ragam hias atau motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:

·         Motif naga, yaitu melambangkan keayuan seorang wanita 
·         Motif Limar atau perahu, yaitu lambang kerja sama dalam usaha. Perahu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak Benuaq merupakan alat transportasi yang di sungai dan di danau 
·         Motif Kinas atau ikan, yaitu bermakna sebagai suatu pertanda atau peringatan berupa nasehat dari leluhur kepada generasi penerusnya. 
·         Motif Timang atau harimau, yaitu melambangkan keperkasaan seorang pria. 
·         Motif Tukar Toray atau tangga rebah atau terbalik, yaitu bermakna melindungi usaha dan kerjasama dalam masyarakat. 
·         Motif Tipak Mening Knowala atau gigi graham, yaitu melambangkan peran orangtua dalam suatu kerjasama atau bermasyarakat. 
·         Motif Timang Nuat atau harimau yang tunduk, yaitu melambangkan suatu harapan agar keperkasaan atau keberanian seseorang tidak boleh lemah atau pudar. 
·         Motif Timang Sesat Sungkar atau tangga harimau, yaitu melambangkan agar kerjasama dan usaha masyarakat harus senantiasa tegar dan berani untuk mencapai cita-cita.
·         Motif Tengkulutn Tongau atau patung, yaitu sebagai lambang kepercayaan masyarakat setempat tentang kehidupan di alam lain setelah manusia mengalami kematian. Oleh karena itu, patung itu memegang peranan penting dalam upacara kwangkai 
·         Motif Brabakng atau senduk yang bersusun-susun, yaitu melambangkan kemewahan dan kesenangan seseorang. 
·         Motif Upak Tolang atau kulit bambu, yaitu melambangkan kesuburan 
·     Motif Wahi Nunuk atau akar pohon beringin, yaitu melambangkan keberhasilan suatu pekerjaan yang tergantung pada kerjasama di dalam masyarakat. 
·   s Motif Tempaku atau pinggiran tenun yang berbentuk tumpal, yaitu melambangkan keberhasilan yang sempurna suatu usaha.
·         Motif Tekulutn atau katak, yaitu melambangkan akhir dari suatu pekerjaan.
·         Motif Tekurent atau titik-titik hujan, yaitu melambangkan kesuburan lingkungan si perajin tenun. 
·         Motif Tapus Tongan atau kembang anggrek, yaitu melambangkan kesuburan generasi muda untuk mencapai cita-cita. 
·         Motif Rakang atau kembang penggerek kelapa, yaitu melambangkan suatu masalah kecil yang lama-kelamaan akan membawa petaka besar.
·         Motif Kelelemakng atau kupu-kupu, yaitu melambangkan harapan dan kesuburan.

·         Motif Basukng atau bambu muda, melambangkan kekuatan dari dalam dan secara abstrak menggambarkan manusia itu sendiri. 

2 komentar:

  1. Bismillah. Perkenalkan, ALS TEAM mulai berdiri sejak 25 September 2019.

    Apa itu ALS TEAM?

    Adalah sebuah tim Akademi Luarbiasa Sukses yang dengan ijin Allah akan membantu kita semua untuk :

    - Mendapatkan Mobilio terbaru 150 jutaan & mobil Pajero terbaru 500 jutaan, dalam waktu 2,5 bulan secara CASH, tanpa kredit, tanpa bunga, tanpa riba. GO BERKAH ! ✨

    - Memperoleh rumah senilai 1 Milyar dalam waktu kurang dari 1 tahun, secara CASH, tanpa kredit, tanpa bunga, tanpa riba. GO SUKSES !✨

    - Memiliki penghasilan bulanan minimal belasan hingga ratusan juta secara rutin, GO FINANCIAL FREEDOM ! ✨

    - Memiliki perkumpulan / teman-teman yang sangat positif & penuh energi, sehingga menjadi sebaik-baik makhluk karena menebar manfaat utk banyak orang...

    🌹SEMUA INI TIDAK ADA PUNGUTAN BIAYA,
    TIM KAMI SIAP SEDIA BANTU SEMAKSIMAL YG KAMI MAMPU.🌹

    Segera kunci posisi anda di tim kami utk menjadi PELOPOR & PEMIMPIN bersama saya, karena tepatnya di moment 1 bulan pertama berdiri, atau tepatnya Tgl. 25 Oktober 2019, kita semua akan bersama-sama mengadakan PARTY sebagai syukuran di Apartemen Borneo Bay City, Jl.Jend Sudirman No.1 Plaza Balikpapan.

    Salah 1 yg sudah ada di ALS Tim adalah Pak Yudik, beliau seorang abdi negara / TNI dgn gaji cukup, namun beliau & saya SANGAT ANTI RIBA & berfikir jauh ke masa depan sehingga memutuskan utk bergabung di tanggal yg sama dengan saya yaitu tgl. 25 September kemarin.
    Saya dan beliau insyaAllah selalu siap membimbing anda semua utk raih keberkahan dan kelapangan dalam hidup.

    Untuk informasi lengkap silahkan hubungi :

    ☎️ 081159 77772
    📲 08115977772
    🏘️ ASRAMA SUDIRMAN TYPE K. NO 69 RT 16 BALAIKPAPAN KOTA, KALIMANTAN TIMUR

    Atau silahkan klik berikut :https://lm.facebook.com/l.php?u=https%3A%2F%2Fbit.ly%2F2ZOSITw%3Ffbclid%3DIwAR2tizJFvThiuFDy2A10l8Kd-jcCYzG8wnMyX9gaAAXXs9CoNtmJIABwKSc&h=AT0N-OP4htb-uOyhL2be25T0FcCWNUFQTo4bn9rB9S3U7olyb7wFneYJ7m4d7brp50oo3-p

    www.sinergy-world.com

    Terimakasih.. Jazaakumullahu Khoiron.. 🙏🏻

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover

    BalasHapus